Ilmuwan Temukan Vaksin Anyar Pembunuh HIV
ANGKASABOLA - Para ilmuwan baru saja berhasil menemukan vaksin yang dapat membunuh virus HIV. Vaksin ini didapat setelah melalui serangkaian penelitian. Studi dari University of Pittsburgh ini dipublikasikan di jurnal EBioMedicine.
Dengan menemukan sel yang membawa virus HIV, peneliti mencoba mengembangkan vaksin anyar untuk membunuhnya. Selama ini, sel yang membawa virus itu sering kali tak diketahui.
Di dalam tubuh, HIV menjadi laten dengan menyembunyikan diri di dalam DNA sel T. Untuk mengetahui sel yang mengandung HIV, peneliti melihat dari virus berbeda dengan perilaku serupa yang memengaruhi 95 persen orang HIV, yakni cytomegalovirus (CMV).
"Hal itu membuat kami berpikir, mungkin sel-sel yang khusus untuk memerangi CMV juga merupakan bagian besar dari reservoir HIV laten. Jadi kami merancang imunoterapi untuk tidak hanya menargetkan HIV tetapi juga mengaktifkan sel-sel penolong T spesifik CMV," kata peneliti Charles Rinaldo, dikutip dari Medical News Today.
Saat ini, vaksin ini tengah memasuki tahap uji klinis pada manusia. Jika berhasil, vaksin ini dapat digunakan untuk membunuh HIV.
Selama ini, HIV dikenal tak memiliki penawar. Orang dengan HIV biasanya menjalani terapi antiretroviral (ARV). Terapi ini mengharuskan penderita HIV mengonsumsi obat setiap hari seumur hidup untuk menekan jumlah virus di dalam tubuh.
Obat mampu membuat virus tak lagi aktif, meski tak bisa sepenuhnya membuat virus HIV terbunuh.
Terapi ARV juga memiliki sejumlah efek samping seperti masalah gastrointestinal, kardiovaskular, resistensi insulin, perdarahan, efek pada kepadatan tulang, kesehatan hati, kesehatan neurologis, dan kejiwaan.
Dengan menemukan sel yang membawa virus HIV, peneliti mencoba mengembangkan vaksin anyar untuk membunuhnya. Selama ini, sel yang membawa virus itu sering kali tak diketahui.
Di dalam tubuh, HIV menjadi laten dengan menyembunyikan diri di dalam DNA sel T. Untuk mengetahui sel yang mengandung HIV, peneliti melihat dari virus berbeda dengan perilaku serupa yang memengaruhi 95 persen orang HIV, yakni cytomegalovirus (CMV).
"Hal itu membuat kami berpikir, mungkin sel-sel yang khusus untuk memerangi CMV juga merupakan bagian besar dari reservoir HIV laten. Jadi kami merancang imunoterapi untuk tidak hanya menargetkan HIV tetapi juga mengaktifkan sel-sel penolong T spesifik CMV," kata peneliti Charles Rinaldo, dikutip dari Medical News Today.
Saat ini, vaksin ini tengah memasuki tahap uji klinis pada manusia. Jika berhasil, vaksin ini dapat digunakan untuk membunuh HIV.
Selama ini, HIV dikenal tak memiliki penawar. Orang dengan HIV biasanya menjalani terapi antiretroviral (ARV). Terapi ini mengharuskan penderita HIV mengonsumsi obat setiap hari seumur hidup untuk menekan jumlah virus di dalam tubuh.
Obat mampu membuat virus tak lagi aktif, meski tak bisa sepenuhnya membuat virus HIV terbunuh.
Terapi ARV juga memiliki sejumlah efek samping seperti masalah gastrointestinal, kardiovaskular, resistensi insulin, perdarahan, efek pada kepadatan tulang, kesehatan hati, kesehatan neurologis, dan kejiwaan.
Tidak ada komentar